Kisruh sepakbola Indonesia belakangan ini membuat sejumlah pemilik suara berharap perubahan. Bukan cuma jajaran pengurus PSSI, namun pengelola liga pun diharapkan berevolusi. Erick, yang kini menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, digadang-gadang untuk berperan aktif.
Erick, disebut Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri, Faisal Mursyid, sebagai sosok yang sudah sukses dalam mengelola klub ternama. inter Milan. Dia juga disebut sukses mengelola klub bola secara profesional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Erick dinilai sukses saat menjadi ketua panitia pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC).
Berkaca dari itu, Sriwijaya FC pun sangat berharap adanya perbaikan pengelolaan Liga 1. Sehingga, industri sepak bola di Indonesia dapat semakin maju dan terus berkembang.
"Persoalan mendasar itu sebenarnya pada finansial. Setiap klub di Tanah Air ini kesulitan keuangan. Jika liga bisa dikelola secara bisnis dengan baik, dan bisa membagi dana (sharing) cukup besar tentunya ini akan mempermudah klub," kata dia.
Faisal menceritakan saat ini klub-klub kontestan Liga 1 mendapat pembagian dana atau profit dari liga sebesar Rp 7,5 miliar. Di mana sebanyak Rp 2,5 miliar diperuntukkan bagi Tim U-16 dan Tim U-19.
Nilai itu menurun jika dibandingkan dari tahun 2017 lalu. Di mana anggaran Rp 7 miliar itu tanpa harus memiliki tim usia muda.
"Dengan jumlah sharing keuntungan Rp 7,5 miliar tentu sangat kurang. Apalagi pengeluaran SFC setiap musim berkisar Rp 30 miliar," kata dia.
Selain persoalan finansial, Sriwijaya FC juga mengharapkan adanya perbaikan dalam pengelolaan jadwal pertandingan karena berdasarkan pengalaman pada musim ini, klub asal Sumsel ini merasa sangat dirugikan.
Faisal pun menyarankan agar Indonesia mencontoh negara-negara yang sudah baik dalam pengelolaan Liga-nya seperti Jepang dan China. Kedua negara itu layak dijadikan perbandingan karena memiliki kemampuan dan permainan yang setara.
(ras/fem)