Pelatih dan Atlet Angkat Besi Ungkap Tips Menang Olimpiade Saat Pandemi

Inkana Putri - detikSport
Rabu, 11 Agu 2021 22:29 WIB
Foto: Getty Images/Chris Graythen
Jakarta -

Pandemi berdampak terhadap seluruh perhelatan olahraga, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Kondisi ini juga memberi tantangan bagi para atlet dan seluruh tim untuk tetap menjaga performa sekaligus menjaga kesehatan agar terlindung dari virus COVID-19.

Meski demikian, para atlet Indonesia tetap berhasil meraih 5 medali di Olimpiade Tokyo 2020. Pelatih Angkat Besi Tim Indonesia Dirja Wihardja mengakui bahwa pandemi memunculkan tantangan berbeda di sektor olahraga.

Kendati selama 2020 tak ada turnamen yang dapat diikuti oleh para atlet, Dirja mengatakan mereka tetap melakukan latihan rutin dan pola hidup sehat di pelatnas untuk menjaga stamina dan performa.

"Kami melakukan simulasi pertandingan 2 minggu sekali untuk menjaga atmosfer kompetisi. Sebagai persiapan Olimpiade Tokyo, tim juga mengikuti try out dua kali tahun ini ke Uzbekistan, sehingga setidaknya, atlet mengetahui situasi pertandingan saat pandemi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/8/2021).

Menurut Dirja rutin berolahraga tidak hanya membuat tubuh sehat. Aktivitas ini juga menciptakan pola dasar kehidupan yang baik seperti keteraturan, kedisiplinan, kerja keras, motivasi tinggi, dan kerendahan hati.

Terlebih WHO juga merekomendasikan untuk memelihara kesehatan tubuh dengan melakukan 150 menit beraktivitas sedang dan 75 menit untuk beraktivitas fisik setiap minggunya. Aktivitas ini juga terbukti membantu mengurangi rasa cemas karena krisis dan ketakutan.

Senada dengan Dirja, Atlet sekaligus peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Windy Cantika Aisah mengatakan Olimpiade Tokyo memang terasa berbeda. Di samping protokol kesehatan ketat dan tes PCR berulang, para atlet juga dilatih tekanan mental agar tidak tertular virus COVID-19. Bahkan, pertandingan juga digelar tanpa penonton dengan suasana sekeliling arena yang digelapkan.

Meski berbeda, adaptasi pada aturan dan kebiasaan baru memang harus dilakukan sebagai perlindungan dari virus COVID-19. Namun, hal ini tidak menjadi halangan untuk terus berolahraga dan berprestasi.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zainudin Amali mengapresiasi prestasi para atlet. Pasalnya, di tengah adaptasi baru, para atlet tetap dapat mengukir prestasi.

"Pemerintah sangat mengapresiasi, bahwa di tengah tekanan dan kebiasaan baru tersebut, para atlet kita berhasil menorehkan prestasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo ini dan menjadi catatan semua pihak," katanya.

Menurut Amali, Olimpiade merupakan sasaran utama Grand Design Olahraga Nasional. Untuk mengoptimalkan kinerja para atlet, pemerintah mendirikan training camp sebagai fasilitas terpadu penggodokan atlet elit nasional, bertempat di Cibubur, Jakarta.

Adapun fasilitas tersebut dilengkapi berbagai sistem, seperti sarana olahraga, unit relaksasi, sekolah, rumah sakit, ketersediaan ahli gizi, psikolog, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar atlet dan pelatih dapat fokus melakukan latihan mental, fisik, taktik maupun strategi.

Amali menambahkan pemerintah juga menjamin masa depan para atlet. Ia menyebut telah banyak atlet Indonesia yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, terutama para peraih medali. Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir untuk terjun berkarir sebagai atlet. Dalam menjaring talenta muda, pemerintah pun mendirikan sentra pembinaan olahraga di berbagai daerah.

"Kejuaraan di daerah adalah sumber atlet nasional. Dari sekitar 250 ribu atlet talenta daerah, kita saring bertahap, hingga akhirnya didapatkan 150 orang atlet elit nasional dari cabor unggulan, terutama untuk terjun di Olimpiade," pungkasnya.

Soal Piala Dunia FIFA U-20 pada 2023, Amali menyebut pihaknya telah berupaya menjaring bibit unggul tim sepak bola nasional. Persiapan untuk menggulirkan kompetisi Liga 1 tahun ini juga tengah dimatangkan. Terlebih, Indonesia direncanakan akan menjadi tuan rumah dalam perhelatan ini.

Di samping persiapan atlet, pihaknya juga akan menerapkan protokol kesehatan ketat dan konsisten dalam penyelenggaraan kegiatan.

"Semua yang terlibat harus sudah divaksin dan melakukan tes swab. Tidak ada penonton di arena. Misal stadion berkapasitas 20 ribu orang, maksimal 299 orang berkepentingan saja yang boleh masuk ke sana," tambahnya.

Amali juga berpesan agar masyarakat tetap berolahraga dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat meski di tengah pandemi.

"Di tengah pandemi kita harus tetap berolahraga dengan menaati protokol kesehatan. Kepada para atlet talenta, ia menekankan, bahwa berkarir menjadi atlet dapat dijadikan pilihan utama. Pemerintah pun mendukung penuh agar olahraga menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia," pungkasnya.



Simak Video "Gaya Atlet Olimpiade Tokyo 2020 Beri Penghormatan pada One Piece"

(akd/krs)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork