Di tengah sinar terang Alphonso Davies di dunia sepakbola, ada laporan kalau bek kiri 19 tahun itu pernah nyaris digaet sebuah klub Inggris yang kini main di divisi dua.
Alphonso Davies terus menjadi buah bibir berkat kiprahnya bersama Bayern Munich. Yang teranyar adalah aksinya saat membantu Bayern memastikan satu tempat di semifinal Liga Champions.
Pesepakbola yang membela timnas Kanada itu ikut berperan saat Bayern menang dengan skor 8-2 atas Barcelona di partai babak perempatfinal, Sabtu (15/8/2020) dini hari WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi cemerlangnya di atas lapangan bahkan membuahkan sebuah assist buat gol yang dicetak Joshua Kimmich. Saat itu Alphonso Davies pamer aksi individu dalam melewati Lionel Messi, Arturo Vidal, dan Nelson Semedom.
Menurut The Sun, pemain yang direkrut Bayern dari Vancouver Whitecaps FC pada tahun 2018 itu kini digadang-gadang sebagai bek kiri pertama yang dihargai 100 juta paun (Rp 1,95 triliun) andaikata meninggalkan Die Roten.
Menilik data Transfermarkt, berdasarkan data per awal Juli, Alphonso Davies paling tidak memiliki nilai 54 juta paun atau sekitar Rp 1 triliun. Harganya dipastikan sudah bertambah saat ini.
Padahal ketika didatangkan dari Vancouver Whitecaps FC, Bayern kabarnya 'cuma' perlu menebusnya sekitar 22 juta dolar AS (Rp 328 miliar). Itu pun sudah termasuk klausul dan bonus ini-itu.
Yang menarik, bahkan sebelum pindah ke Bayern, Alphonso Davies sudah menarik perhatian Swansea City, klub Inggris yang kini bermain di divisi dua Liga Inggris, alias divisi Championship.
Menurut The Sun, tiga tahun lalu ada agen top Dave Baldwin yang menawarkan jasa Alphonso Davies ke sejumlah klub. Swansea City menjadi klub terdepan yang paling dekat untuk mendapatkannya.
Saat itu Alphonso Davies cuma perlu ditebus dengan harga 3 juta paun, yang jika dikonversi menjadi Rp 58,5 miliar. Jauh sekali dari estimasi harganya saat ini.
Namun, potensi kepindahan Alphonso Davies tidak terwujud akibat izin kerja yang ketat di Inggris. Apalagi saat itu ia masih berusia 16 tahun. Pemain berjuluk Road Runners ini sendiri baru dapat kewarganegaraan Kanada pada September 2017. Ia lahir di kamp pengungsian Ghana, dari orang tua berdarah Liberia yang harus meninggalkan negaranya akibat perang saudara.