Petr Cech dan Arsenal yang Konsisten Tampil Tidak Konsisten

Good afternoon, Mr. Cech. Your mission, agent Cech, should you decide to accept it, is to activate Operation William Gallas and let the goals in against Arsenal. This tape will self-destruct in 5 seconds. Good luck, agent Cech.
Setelah West Ham menaklukkan Arsenal 2-0 tadi malam, anda akan dimaafkan jika berimajinasi bahwa sebelum pertandingan Petr Cech mendapatkan pesan ala Mission Impossible di atas. Didaulat sebagai keping terakhir dalam mahakarya Arsene Wenger yang akan mengembalikan Arsenal ke takhta juara liga, Cech justru menjadi tertuduh utama sebagai pihak yang bersalah dalam proses dua gol West Ham.
Tak sedikit analis, termasuk saya, yang mengatakan bahwa Cech adalah transfer terbaik musim panas ini di Inggris. Banyak pula yang memprediksi bahwa Arsenal akan membantai West Ham di partai pembukaan dan meneruskan narasi bahwa musim ini adalah akhir 11 tahun bagi Arsenal. Kemenangan West Ham dan penampilan Cech di partai tersebut membuktikan bahwa kita memang tidak tahu apa-apa soal sepak bola.
Cech sebenarnya bukanlah satu-satunya pihak yang bersalah dalam gol pertama West Ham. Ya, ia salah dalam mengalkulasi arah dan laju bola saat hendak memotong di udara. Tapi sebelum hal itu terjadi, entah mengapa Arsenal dengan briliannya menerapkan high defensive line ketika bertahan dari tendangan bebas Dimitri Payet. Hal ini memberikan ruang bagi Kouyate untuk bisa berlari dan meningkatkan momentum untuk menyongsong bola. Jika anda melihat tayangan ulang, sebelum berlari, Kouyate, salah seorang pemain tertinggi di lapangan, dikawal oleh Nacho Monreal, salah satu pemain terpendek di lapangan. Cech adalah pemeran utama dalam lakon gol pertama West Ham ini, tapi sesungguhnya ini adalah kesalahan berjamaah.
Kritik lebih keras kepada Cech datang setelah gol kedua. Tendangan Mauro Zarate dari luar kotak penalti terlambat diantisipasi oleh Cech. Ketika Cech memutuskan untuk bereaksi, bola sudah terlalu dekat ke garis gawang. Lagi-lagi Cech bukan tertuduh tunggal karena Zarate bisa mendapatkan bola di depan kotak penalti Arsenal hanya karena Alex Oxlade-Chamberlain kehilangan bola akibat sentuhan pertama yang terlalu deras. Tapi setiap tragedi perlu figur tragis utama dan kehormatan tak terhormat tersebut menjadi milik Cech.
Lucu memang karena kurang dari 24 jam sebelumnya, publik sepakbola dunia, terlebih fans-fans pesaing Chelsea, menertawakan Thibaut Courtois yang dikartumerah akibat melanggar Bafetimbi Gomis. Kita tahu bagaimana Chelsea akhirnya dipaksa puas bermain 2-2 dengan 10 orang pemain dan kita ramai-ramai menuding bahwa Jose Mourinho telah melakukan keputusan yang salah dengan membiarkan kiper yang lebih baik, Petr Cech, untuk hengkang dari Chelsea. Kita bilang Courtois itu over-rated. Kita bilang Mourinho akan menyesali keputusannya. Kita bilang Chelsea dan Mourinho terlalu pongah. Sekali lagi terbukti bahwa kita memang tidak tahu apa-apa soal sepakbola.
Masalah Arsenal sebenarnya tidak hanya Cech. Malah sebenarnya Cech tidak terlalu mengkhawatirkan. Kiper kadang-kadang mendapatkan satu hari di mana ia bermain buruk dan selalu keliru dalam mengambil keputusan. Bisa saja Cech mengalami hari tersebut kemarin. Tapi kualitas Cech sebagai salah satu kiper top di Premier League menyatakan bahwa ia masih bisa diandalkan, meski David Ospina jelas berharap agar Cech mengulangi kesalahannya di masa depan.
Mari kita doakan bersama Cech tidak terkena virus Arsenalitis yang dengan misterius selalu hinggap pada kiper-kiper Arsenal dari mulai Rami Shaaban, Manuel Almunia, hingga Wojciech Szczesny. Bahkan di penghujung karirnya bersama Arsenal, Jens Lehmann - kiper terbaik Arsenal di era Wenger setelah David Seaman, juga tidak imun dari virus Arsenalitis.
Yang lebih mendesak bagi Arsenal sebenarnya adalah problem soal ketajaman lini depan. Olivier Giroud punya banyak hal untuk dibanggakan, termasuk potongan rambut dan senyum menawan, tapi kemampuan untuk diandalkan sebagai ujung tombak pencetak gol reguler bukan salah satunya. Benar Giroud mencetak 14 gol dan 16 gol di liga bagi Arsenal dalam 2 musim terakhir, tapi jika memang Giroud adalah pencetak gol ulung yang konsisten, maka jantung fans Arsenal tidak akan berhenti berdetak setiap kali nama Karim Benzema disebut.
Kesuburan lini depan menjadi isu mendesak bagi Arsenal. Ada keputusasaan yang tampak dari Wenger ketika dalam kondisi tertinggal 2 gol, ia tidak punya pilihan lain selain menurunkan Alexis Sanchez sebagai kartu gacoan untuk mencetak gol. Perkaranya adalah Sanchez baru pulih dari cedera dan tidak cukup fit karena baru kembali ke kamp latihan beberapa hari lalu. Dengan berharap banyak pada seorang pemain yang bahkan semestinya tak cukup layak untuk duduk di bangku cadangan karena belum bugar, apa yang dilakukan Wenger pada dasarnya adalah menginjak pedal gas mobil sport yang belum diisi bahan bakar. Ya, mobilnya bagus, tapi sampai benar-benar siap dipakai, lebih baik disimpan di garasi dulu.
Saya bertanya-tanya apakah sebelum meninggalkan stadion Emirates, remaja 16 tahun bernama Reece Oxford diinterogasi sekuriti dan ditanya mengenai keberadaan Mesut Oezil yang “hilang” di lapangan. Terakhir kali Oezil terlihat dikantungi oleh Oxford yang menjadi holding midfielder bagi West Ham. Anda tahu bahwa klub anda bermain sangat buruk jika seorang juara Piala Dunia seperti Oezil dimatikan oleh remaja 16 tahun yang bahkan belum sempat ikut Ujian Nasional di sekolah.
Ini baru pekan pertama dan liga masih akan berjalan lagi dalam 37 putaran sisa hingga Mei tahun depan. Kabar baiknya bagi Arsenal adalah dengan kekalahan ini mereka sadar bahwa mereka masih jauh dari kondisi ideal yang tadinya mereka pikir mereka sudah ada di sana.
Hal yang bisa membesarkan hati para fans Arsenal adalah terakhir kali mereka kalah dengan selisih 2 gol dari tim yang berwarna baju merah marun dan biru di pekan pertama, mereka membeli pemain kelas satu dari Real Madrid. Dua musim lalu Arsenal takluk 1-3 dari Aston Villa di hari pertama liga dan tak lama kemudian Arsenal membeli Mesut Oezil.
Karim Benzema mungkin sekarang sedang mesem-mesem di Madrid.
=====
* Penulis adalah satiris dan penulis sepakbola, presenter BeIN Sports Indonesia. Bisa dihubungi melalui akun twitter @pangeransiahaan
** Foto-foto: REUTERS