detikSport: Ini berarti keteledoran pengurus juga karena tak mengendus adanya perseteruan ini?
Taufik Hidayat : Ya, tidak mau jujur pada diri sendiri seperti itu. Bukan pengurus saja, pelatih, pemain, seharusnya bicara saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iya, (PBSI) harus jadi penengah karena nanti akan rugi sama-sama juga. Orang di luar tak mengerti ada yang menyerang pemain, pelatihnya, pengurusnya. Tidak akan ada habisnya.
Apalagi ganda, susah lo. Untuk menyatukan sama partnernya. Misalnya, Kevin yang bicara terus, apakah Gideon nyaman? Di dalam situ setiap hari ketemu, kucing-kucingan apa enak?
Apalagi secara mental kan Kevin/Marcus terutama, harus mengembalikan mental, harus mengembalikan cepat. Sekarang sedang turun, jangan sampai turun banget. Untuk mengembalikan kepercayaan sama psikis itu kan lebih susah. Kalau latihan fisik, kan tambah saja.
Baca juga: Kevin Sanjaya dan Herry IP di Persimpangan |
Kalau dibilang men-treat anak baru, anak lama, enggak punya prestasi dengan punya prestasi beda- beda, iya. Jadi pelatih harus jeli banget, apalagi yang jadi juara lebih sensitif. Kedua atlet harus lebih tahu diri juga, bagaimana pun pelatih ini berjasa juga dan butuh juga. Kita juga tak bisa berdiri sendiri.
Saya juga tak menyarankan latihan profesional semua di luar, karena di dalam (Pelatnas) fasilitas ada semua. Enggak gampang latihan di luar karena komitmen kita harus lebih kuat. Kalau di dalam ada jamnya di latihan, bareng-bareng. Lebih enak-lah.
Kalau di luar, satu manajemen harus kuat, lalu latihan seharusnya pukul 08.00 WIB misalnya, entar deh pukul 08.15 WIB. Itu saja sudah salah. Jadi berlatih di dalam Pelatnas sudah paling nyaman. Tinggal ini diomongin saja. Selesai harusnya.
detikSport : Apa yang membuat beda atlet zaman dulu dengan sekarang. Sebab, atlet sekarang seperti mudah membuka kejelekkan pelatih?
Taufik Hidayat: Beda-beda lah karakter orang. Tapi tak bisa menyalahkan pemain juga. Sudah yang paling benar duduk bareng. Itu saja.
Kalau saling menyalahkan, dua-duanya pasti punya salah. Enggak akan ketemu, yang rugi siapa? Atletnya lagi. Percaya deh yang rugi atlet, nama jelek bulutangkis. Memang masyarakat, netizen bisa apa? Cuma komen, kipas-kipas.
detikSport : Apakah bagus jika pengurus hanya diam ketika konflik sudah kadung viral?
Taufik Hidayat: Kita enggak tahu kan apakah mereka diam saja atau enggak komunikasi? Di dalam apa sudah ada komunikasi, saya harap mereka cepat menyelesaikan, karena enggak bagus juga berlarut-larut.
Sebab ke depan banyak pertandingan. Yang disayangkan, 2024 ada olimpiade, itu yang utama. Untuk persiapan ke sana kan butuh waktu yang panjang. Apalagi ini double. Kalau sampai mereka cerai, bisa berabe kan. Untuk angkat kan berarti poin harus dari nol lagi kan, mengulang lagi.
Ya sudah lah, duduk bareng, saling legawa apa kesalahannya. Kalau saling salah-salahan, pasti keduanya merasa benar. Tapi pasti keduanya juga punya kesalahan, entah pelatih atau pemain punya ego masing-masing.
detikSport : Apakah Anda kaget mendengar berita ini dan menjadi viral?
Taufik Hidayat: Biasa saja, menyayangkan saja. Tapi yang kaget kenapa Kevin enggak bicara sebelum-sebelumnya. Bicara saja. Kalau orang lihat sekarang, pasti ada pro kontra, saat dia di atas kenapa enggak bicara? Kenapa sekarang saat lagi turun baru bicara, sementara kata Kevin masalahnya sudah lama banget.
Lalu Herry IP kenapa juga enggak menyelesaikan dari dulu-dulu. Apakah mungkin pas masalahnya dibilang saat Indoneisa Open kenapa enggak dipanggil?
Kita lihat-lah sekarang gampang banget, jadi jangan kebawa provokasi dengan sosial media. Padahal ngomongnya apa, tulisan apa, ada yang gosok tambah kencang. Jangan main sosmed-lah, tapi kalau sudah siap dengan risikonya, ya silakan aja.
(mcy/cas)