Laga yang melibatkan Boca Juniors dan River Plate, dua tim raksasa Argentina, bukan cuma bernuansa rivalitas sengit. Ada pula kisah-kisah unik di dalamnya.
Sejak kali pertama Superclasico Argentina dilangsungkan, yang menurut media lokal Clarin bermula pada 24 Agustus 1913, duel Boca Junior melawan River Plate rutin menjadi pusat perhatian.
Pada tahun 2016, laga di antara dua tim dari kota Buenos Aires bahkan pernah dijuluki media FourFourTwo sebagai "derby terbesar di dunia". Setahun berselang Daily Mirror menempatkannya di posisi pertama laga-laga derby paling sengit di dunia, bahkan melampaui El Clásico di antara dua klub raksasa Spanyol Barcelona dan Real Madrid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Derby panas
Persaingan Boca Juniors dan River Plate berebut supremasi acapkali mewujud pada panasnya tensi pertandingan. Tahun lalu, misalnya, ketika terjadi tawuran antarpemain di atas lapangan.
Pada laga bulan Mei 2023, River Plate menang 1-0 melawan Boca lewat gol tunggal Miguel Borja. Eksekusinya dari titik putih di waktu injury time mengecoh Sergio Romero, kiper Boca yang di dalam kariernya sebelum itu di antaranya pernah membela Manchester United.
Martin Demichelis, pelatih River yang semasa bermain di antaranya pernah membela Manchester City, tampak merayakan di bench. Tapi keributan lantas pecah setelah Romero datang menyerbu.
Dalam catatan talkSPORT, keributan berlangsung sekitar 15 menit. Polisi harus turun tangan. Ketika situasi mereda, sejumlah enam kartu merah dikeluarkan wasit.
Tiga pemain Boca dikeluarkan. Pelatih Boca Jorge Almiron juga kena usir wasit. Di kubu River Plate, kartu merah diberikan buat seorang pemain dan dua orang cadangan.
Bola 'tolak' masuk gawang
Superclasico Argentina juga tidak asing dengan kisah-kisah unik. Di tahun 2021, misalnya.
Pada waktu itu Boca Juniors bertindak sebagai tuan rumah dengan menjamu River Plate. Laga berakhir dengan skor 1-1.
Namun, yang kemudian menjadi perbincangan usai pertandingan adalah sebuah momen menjelang berakhirnya pertandingan. River Plate nyaris saja bikin gol kemenangan, tapi bolanya "menolak" masuk.
Pada momen tersebut bek Boca Juniors Carlos Izquierdoz salah mengantisipasi bola yang lantas justru mengarah ke gawang sendiri. Si kulit bundar bahkan sudah melewati kiper Esteban Andrada dan mengarah ke gawang kosong.
Alih-alih masuk, si kulit bundar tiba-tiba malah berputar di depan garis gawang Boca sehingga River Plate gagal menambah gol. Dalam tayangan ulang, terlihat bola seperti "menolak" masuk ke dalam gawang Boca Juniors.
Kejadian ini sempat viral di media sosial dan membuat banyak penggemar heran. Tidak sedikit penggemar menghubungkan kejadian ini dengan legenda Boca Juniors, mendiang Diego Maradona, yang dianggap "berperan" mengamankan gawang bekas klubnya. Salah satu penjelasan logisnya adalah bahwa permukaan lapangan di depan gawang bikin laju bola terhenti.
Penampakan benda putih nan misterius
Dalam Superclasico Argentina paling anyar, ada pula kisah unik yang menjadi viral dan masih ramai diperbincangkan. Masih perkara bola. Momen itu kembali melibatkan Sergio Romero, yang pada tahun lalu memicu tawuran.
Pertandingan di Estadio Mâs Monumental, Buenos Aires, Senin (26/2/) waktu setempat, berakhir dengan skor 1-1. Dua gol lahir di babak kedua bagi masing-masing tim.
Di babak pertama terjadi sebuah momen unik. Bola sepakan dari pemain River Plate sekilas terlihat kena mistar gawang Boca lalu mental balik ke arah lapangan. Tapi sejurus kemudian bola malah tampak ditangkap Romero di bawah mistar!
Baca juga: Superclásico sebagai 'Kawah Chandradimuka' |
Netizen ramai memperbincangkan hal tersebut. Tapi sebuah video tayangan ulang yang diperlambat memberikan gambaran lebih jelas. Sebelum Romero menangkap bola, ada pula penampakan benda putih misterius yang mirip si kulit bundar.
Sesaat setelah pemain River menyepak bola yang lantas meluncur ke arah gawang Boca, benda putih itu tampak berkelebat dari arah tribune penonton di belakang gawang.
Benda putih yang diduga sebagai burung itu, walaupun identitas aslinya masih misterius, melewati mistar gawang nyaris bersamaan dengan momen bola ditangkap oleh Sergio Romero. Kedua momen yang nyaris bersamaan itu diduga menciptakan ilusi optik.