Berbahagialah, Roma!

Wasit meniup peluit tanda pertandingan di Air Albania Stadium selesai. Seluruh penggawa AS Roma bersorak. Roma juara. Roma juara Eropa!
Sekitar 600 km dari Tirana --kota tempat digelarnya final UEFA Conference League-- puluhan ribu suporter merayakan kesuksesan pasukan Jose Mourinho itu di kota Roma, Rabu (25/5/2022) malam waktu setempat. Suporter turun ke jalan merayakan berakhirnya puasa gelar Giallorossi.
Setidaknya 50 ribu suporter memenuhi Stadion Olimpico di mana acara nonton bareng final UEFA Conference League digelar. Jumlah suporter di Olimpico bahkan mungkin dua kali lipat lebih banyak daripada yang ada di stadion tempat pertandingan Roma vs Feyenoord digelar.
Usai pertandingan, suporter yang ada di Olimpico turun ke lapangan. Mereka memenuhi lapangan untuk merayakan trofi pertama Roma di Eropa. Sebuah pemandangan yang cukup mirip dengan ketika Roma meraih scudetto pada 2000/2001 lalu.
![]() |
Sekitar 3.000 fans juga menyambut skuad I Lupi di Bandara Fiumicino, Roma. Padahal waktu di sana sudah menunjukkan pukul 4 pagi.
Perayaan Roma tak berhenti di situ. Keesokan harinya, Kamis (26/5/2022), Roma menggelar parade di dengan bus beratap terbuka di jalanan sampai ke Circus Maximus.
Puluhan ribu suporter memadati jalanan di kota Roma. Lautan manusia menyambut Lorenzo Pellegrini dkk.
Roma berpesta.
Baca juga: Pahlawan Itu adalah Zaniolo |
![]() |
***
Keriuhan juga terjadi di dunia maya. Nama Jose Mourinho dan AS Roma sempat jadi trending topic di Twitter usai final UEFA Conference League.
Namun, tak sedikit pula yang mengecilkan pencapaian Roma ini. "Cuma trofi level tiga Eropa", "piala ciki", "mickey mouse cup", kata beberapa warganet.
Sebagian mungkin memang tidak mengerti betapa berartinya trofi ini untuk Roma. Roma menanti 14 tahun untuk momen ini. Waktu yang tidak sebentar tentu saja.
Setelah juara Coppa Italia pada 2008, I Lupi mengalami pasang-surut. Pergantian pelatih, perombakan skuad, tak ada yang berbuah gelar juara sebelum akhirnya sukses tahun ini.
Ini juga bisa dibilang trofi mayor pertama Roma di kompetisi Eropa. Roma memang pernah juara European Fairs Cup (kompetisi sebelum Piala UEFA) pada 1960/1961.
Setelah beberapa kali hanya nyaris juara, berkutat di papan tengah Serie A, patah hati di dua semifinal kompetisi Eropa pada 2018 dan 2021, Roma memang layak berbahagia atas gelar juara UEFA Conference League ini. Usaha mereka akhirnya berbuah trofi.
Belum lagi menyaksikan sejumlah mantan pemain bintang Roma yang sukses meraih trofi di klub lain. Suporter Roma barangkali kerap berandai-andai kapan giliran mereka berpesta.
![]() |
"Trofi ini sangat berarti karena tidak banyak dari kami di tim yang pernah juara sebelumnya. Plus, ini trofi Eropa pertama untuk klub, jadi saya luar biasa senang," ujar bek Roma Rick Karsdorp.
"Saya tidak peduli orang-orang bilang 'Oh, cuma Conference League'. Saya benar-benar tidak peduli. Saya minta maaf kalau kata-katanya vulgar, tapi ini trofi penting," kata bek Belanda itu menegaskan.
Bahkan Chris Smalling yang pernah sukses bersama Manchester United pun tetap memberi nilai tinggi untuk trofi UEFA Conference League.
"Ini trofi yang paling penuh gairah dan paling intens buat saya, trofi paling penting selalu yang terakhir dan saya sudah bertahun-tahun tidak juara," ujar Smalling.
"Saya kira Anda bisa lihat bahwa kami, sebagai klub, harus juara bagaimana pun caranya. Ini musim yang penuh naik dan turun, tapi kami punya fans terbaik di dunia," kata bek yang didapuk sebagai Man of The Match laga final UEFA Conference League itu.
Jose Mourinho Tetaplah The Special One
Tidak bisa dipungkiri Jose Mourinho jadi salah satu sosok yang dinilai berjasa besar mengakhiri puasa gelar Roma. Tak peduli kompetisi level berapa pun, bagi Mourinho, final ada untuk dimenangi.
Entah apa yang dijejalkan Mourinho ke kepala para pemain Roma di belakang layar. Serigala-serigala Roma bak tidak takut menghadapi final. Kalau ada yang mengikuti Roma, tim ini kerap ambyar di laga-laga penting. Tapi tidak malam itu ketika melawan Feyenoord.
"Tidak ada yang perlu ditakuti di final. Kami sudah mempelajari Feyenoord dan mereka punya kualitas di depan," ujar bek Roma Gianluca Mancini sebelum laga final Conference League.
"Final dimainkan di banyak aspek dan yang paling penting adalah aspek mental," imbuhnya.
Final kompetisi Eropa memang bukan hal yang asing untuk Mourinho. Pelatih asal Portugal itu sebelumnya sudah empat kali menembus final kompetisi antarklub Eropa dan selalu menjadi juara.
![]() |
Mourinho tercatat sudah menjuarai Liga Champions dan Liga Europa bersama Porto, Inter Milan, dan Manchester United. Kini, Mourinho menambahkan gelar UEFA Conference League ke CV-nya. Rekor kemenangannya di final kompetisi antarklub Eropa masih 100%!
"Pelatih memberi kami pengalaman yang kami butuhkan, kami tim yang cukup muda dan kami butuh seorang pemimpin yang tahu apa yang harus dilakukan di masa-masa sulit, tahu bagaimana juara di Eropa," kata gelandang Roma Bryan Cristante.
Jose Mourinho, sekalipun sudah punya sederet gelar juara prestisius, tetap emosional saat berhasil mengantar Roma meraih trofi Conference League. Mantan pelatih Real Madrid itu bahkan terlihat menitikkan air mata usai laga final. Mourinho sudah merasa menjadi seorang Romanista.
"Ada begitu banyak hal berputar di kepala saya. Begitu banyak hal di saat bersamaan. Saya sudah di Roma selama 11 bulan, saya menyadarinya ketika tiba di sini apa artinya ini, mereka menunggu hal ini," ungkap Mourinho.
"Ini bukan pekerjaan malam ini, ini adalah sejarah. Kami harus menuliskan sejarah. Dan kami menuliskannya," kata pelatih 59 tahun itu.
![]() |
***
Roma memang butuh satu trofi untuk memantik percikan di dalam diri mereka. Roma perlu satu kesuksesan untuk menyalakan keyakinan bahwa mereka mampu memenangi kompetisi.
Saat ini, kesuksesan menjuarai UEFA Conference League memang patut dirayakan dan dinikmati Roma. Namun, trofi ini juga diharapkan jadi momentum penting dan batu loncatan buat Roma.
"Sekarang kami harus merayakannya dan kemudian memulai lagi, satu hal yang selalu sulit dilakukan setelah kemenangan besar, tapi tim sejati menang, merayakan, dan memulai lagi," kata kapten Roma Lorenzo Pellegrini.
"Sekarang kami harus merayakannya, menancapkan momen ini di dalam pikiran kami dan mewujudkannya lagi di masa depan," katanya menegaskan.
![]() |
Baca juga: Roma Petik Buah Manis Kerja Keras Semusim |
Sudah merasakan manisnya gelar juara, para pemain Roma diharapkan tidak terlena. Rasa ini seharusnya jadi obsesi. Bahwa di masa depan harus ada lagi hari-hari bahagia merayakan gelar juara, bahkan kalau bisa yang lebih besar.
Dengan pengalamannya, Jose Mourinho diharapkan mampu menjaga rasa lapar serigala-serigala Roma akan gelar juara. Tentu saja juga dengan dukungan dari manajemen di bursa transfer yang akan datang.
Trofi UEFA Conference League bukan akhir dari tujuan perjalanan Roma. Gelar ini (seharusnya) bisa jadi fondasi untuk kesuksesan berikutnya. Sebab, seperti kata pepatah, Roma tidak dibangun dalam sehari.
(nds/mrp)