The Big Five: 5 Kiper Terbaik Eropa Versi Andritany Ardhiyasa

Jika pada artikel sebelumnya saya membahas tentang mimpi saya menyaksikan Euro 2020 secara langsung, sembari menikmati liburan di negara-negara Benua Biru, dalam kesempatan "berekspresi lewat tulisan" kali ini saya akan mengulas perihal kaitan antara pergelaran Piala Eropa dengan "profesi" yang sama dengan saya: kiper. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab di bawah mistar, memang kurang elok rasanya jika saya tidak membuat artikel tentang penjaga gawang.
Saya bisa katakan bahwa tugas dan cara bermain penjaga gawang saat ini memang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan yang sering banyak orang lihat pada beberapa tahun silam. Penjaga gawang saat ini bukan sekadar bertugas menghalau bola agar tidak masuk ke dalam jala gawang atau teriak mengatur pertahanan. Penjaga gawang bertipe modern seperti sekarang ini justru mempunyai peran yang lebih, yakni menjadi orang yang paling pertama mengatur serangan. Bahkan tidak jarang penjaga gawang sekarang mampu memberikan assist kepada pemain lain mencetak gol.
Untuk saat ini banyak sekali penjaga gawang modern yang bermain di klub-klub elite Eropa, sebut saja nama Ederson Moraes atau Alisson Becker. Dua penjaga gawang tersebut, menurut kaca mata saya, adalah penjaga gawang yang mampu juga bermain dengan kedua kakinya. Bermain dengan kedua kaki tanpa kita harus melupakan kedua tangannya dalam melakukan berbagai save krusial.
Secara kebetulan saya memberi contoh penjaga gawang modern dari benua Amerika atau lebih tepatnya lagi duo Brasil. Karena di artikel ini saya harus mengaitkan tema ini dengan Euro 2020, maka sudah semestinya saya membahas penjaga gawang dari daratan Benua Biru.
Pada kesempatan ini saya tertarik untuk berbagi pendapat dengan para pembaca terkait siapa saja penjaga gawang terbaik Eropa versi saya. Saya hanya memilih 5 nama teratas dan tentu saya mulai menyebutkannya satu per satu mulai dari urutan kelima.
Berikut adalah 5 Kiper Terbaik Eropa Sepanjang Masa versi Andritany Ardhiyasa:
5. Antonio Nikopolidis
Kita mulai dari kiper negeri para dewa. Mungkin saja untuk saat ini sudah banyak orang yang lupa dengan sosok dirinya. Penjaga gawang kelahiran Arta Yunani, 14 Oktober 1971 ini memulai kariernya di klub Anagennisi Artas. Selang satu tahun kemudian penjaga gawang dengan rambut putih ini pindah ke Panathinaikos, salah satu klub besar di Yunani. Ia menghabiskan 15 tahun bersama dengan Panathinaikos dan mendapatkan 5 gelar juara liga serta 5 Piala Super Yunani. Debut penjaga gawang dengan 90 caps internasional di tim nasional Yunani ini tidak terbilang muda, yakni pada usia 28 tahun.
![]() |
Usai Piala Eropa 2004 dan membawa negaranya menjadi yang terbaik di Eropa, Nikopolidis pindah ke klub rival Panathiakos, Olympiakos. Tidak sedikit fans dari Panathiakos yang marah pada dirinya. Tidak mempedulikan kemarahan fans Panathiakos, Antonio terus berprestasi walau usianya sudah memasuki kepala tiga. Terbukti ia mendapatkan penghargaan sebagai penjaga gawang terbaik selama 6 tahun berturut-turut sejak 2004 hingga 2009. Ia pun memberikan banyak gelar untuk klub hingga pada akhirnya dia pensiun sebagai penjaga gawang di tahun 2011.
Penampilan legenda Yunani di Euro 2004 Portugal memang sangat mengesankan. Sejak awal babak penyisihan grup hingga menjadi yang terbaik, dia hanya kemasukan 4 gol dan membukukan 3 kali clean sheet dari 7 pertandingan. Sebuah catatan gemilang yang diganjar dengan hasil cemerlang sebagai kampiun Euro 2004.
4. Fabien Barthez
Penjaga gawang berkepala plontos yang pernah mengawal gawang Si Setan Merah setelah era Peter Schmeichel ini menduduki urutan keempat dari lima penjaga gawang terbaik versi saya. Pasti nama penjaga gawang ini lebih populer jika dibandingkan dengan yang berada di peringkat sebelumnya. Prestasinya juga lebih lengkap jika kita bandingkan dengan Nikopolidis. Gelar juara Euro 2000 adalah salah satu prestasi Barthez.
Dengan tubuh tidak terlalu tinggi tetapi memiliki modal reaksi yang begitu cepat membawanya menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Ditambah lagi dengan keberhasilannya menyabet trofi World Cup 1998 di kandang sendiri, membuat dirinya pantas mendapatkan status salah satu penjaga gawang terbaik.
![]() |
Penjaga gawang dengan tinggi 182 cm ini terbilang memiliki prestasi yang lengkap bersama klub dan juga negara. Satu kali juara Piala Dunia, satu kali juara Piala Eropa, satu kali juara Piala Konfederasi, satu kali juara Liga Champion bersama Olympique Marseille, 2 kali juara Liga Inggris bersama Manchester United, serta 3 kali juara Liga Dua Perancs bersama AS Monaco dan sekali Olympique Marseille. Prestasi yang berkilau dan lengkap untuk seorang penjaga gawang.
3. Gianluigi Buffon
Nama yang satu ini tidak perlu diragukan lagi. Pemain yang baru saja kembali ke klub lamanya yang pernah membesarkan namanya ini, dengan kemampuannya ikut membawa Italia menjadi juara pada Piala Dunia 2006, menjadi bukti bahwa dirinya layak disejajarkan dengan para penjaga gawang elit dunia. Jika kita bicara prestasi individu pun sudah lengkap, dengan menggaet penghargaan Lev Yashin Award 2006, UEFA Champions League Most Valuable Player 2003, dan European Footballer of the Year (Silver Ball) 2006. Masih banyak lagi penghargaan individu dari seorang Buffon.
Sayangnya penghargaan individu yang didapat tidak sama dengan prestasi yang dia dapat di negara atau klub. Memang gelar juara Piala Dunia 2006 menjadi prestasi terbaik dirinya, tetapi dia tidak selengkap Barthez yang berhasil mengawinkan gelar Piala Dunia dengan Piala Eropa. Di level klub jika bicara liga atau piala domestik, dia menjadi salah satu rajanya, walau belum berjodoh dengan gelar Liga Champion.
![]() |
Meski begitu, saya memiliki alasan tersendiri mengapa dia berada di urutan nomor tiga dan lebih baik dari Barthez. Saya rasa figur Buffon menjadi salah satu penjaga gawang yang membuat anak-anak angkatan kelahiran 90an ingin menjadi seperti dirinya. Saya menempatkan Buffon di urutan ketiga bukan karena pertimbangan prestasi, tetapi karena value lain yang membuat dia pantas di posisi tersebut. Dia memiliki pengaruh besar kepada anak-anak hingga ingin menjadi seperti dirinya, sebagai penjaga gawang terbaik dunia.
2. Iker Casillas
Siapa yang tidak mengenal penjaga gawang yang menjadi salah satu legenda Real Madrid ini. Dia juga menjadi salah satu penjaga gawang dengan trofi yang lengkap dengan mengawinkan gelar Juara Piala Dunia dengan Piala Eropa. Dia juga penjadi penjaga gawang yang membawa negaranya mampu back to back menjuarai Euro. Menyabet Piala Eropa 2008 dan mempertahankannya empat tahun kemudian. Di sela-sela dua perhelatan Euro itu, penjaga gawang kelahiran Mostoles, Spanyol ini, bersama skuat tim nasional Spanyol meraih gelar juara World Cup 2010 Afrika Selatan.
Penjaga gawang yang memiliki kekasih seorang presenter olah raga Spanyol ini memulai debutnya bersama tim nasional Spanyol pada tahun 2000. Kala itu dia sudah berseragam Los Galacticos. Bukan prestasi di tim nasional saja, namun untuk level klub, Iker juga telah memberikan banyak gelar bagi tim ibu kota Spanyol ini, di antaranya adalah tiga trofi Liga Champion, lima kali juara Liga Spanyol, dua kali juara Copa Del Rey, serta piala-piala lainnya, termasuk trofi Kejuaraan Antarklub Dunia.
![]() |
Sayangnya perjalanan Saint Iker di Real Madrid harus berakhir dengan kurang baik. Berita yang dimuat di media massa ketika itu menyebutkan bahwa hubungan Iker dengan manager tim, Jose Mourinho, tidak lagi harmonis. Hubungan dengan Florentino Perez, sang presiden klub, pun menjadi tidak lagi baik. Pada akhirnya dia pergi meninggalkan tim yang telah membesarkan namanya menuju FC Porto.
Perjalanannya bersama tim nasional Spanyol pada Piala Dunia 2014 di Brasil dapat dikatakan tidak baik. Spanyol tidak lolos dari fase grup. Melenggang ke Brasil dengan status sebagai juara bertahan, hasil ini membuat Spanyol terpukul. Piala Dunia 2014 menjadi event besar terakhir untuk dirinya.
Pada tahun 2019 dirinya terkena serangan jantung ketika menjalani latihan bersama Porto. Berita ini sangat mengejutkan dunia sepakbola. Seorang penjaga gawang kawakan terkena serangan jantung saat berlatih. Pada akhirnya penjaga gawang dengan tinggi 182 cm ini mengumumkan pensiun melalui media sosial miliknya.
Baca juga: Iker Casillas Kena Serangan Jantung Lagi? |
Nah, untuk urutan puncak penjaga gawang Eropa terbaik ini sebenarnya sempat menjadi perdebatan dalam diri saya. Iker Casillas atau penjaga gawang dengan rambut pirang ini. Kode rambut pirang ini mungkin membuat banyak pembaca berpikir bahwa yang saya maksud adalah penjaga gawang dari Jerman, Oliver Kahn, Manuel Neuer atau bisa jadi Andreas Kopke yang membawa Jerman menjuarai Euro 1996. Tapi sayangnya yang saya maksud bukan tiga nama itu. Bukan kiper berdarah Jerman. Penjaga gawang yang satu ini terkenal sangat galak dan tegas di bawah mistar. Kira-kira, siapa penjaga gawang dari dataran Eropa yang galak dan tegas? Oliver Khan terlihat jelas seperti itu, namun ia jelas dari Jerman.
Baiklah, langsung saja kita ke paragraf selanjutnya untuk mengetahui siapa penjaga gawang nomor satu di Eropa versi Andritany.
1. Peter Schmeichel
Penjaga gawang tinggi, besar, tegas, dan galak yang menjadi kunci sukses Denmark di Euro 1992. Penjaga gawang tersukses dalam sejarah Setan Merah ini pernah dinobatkan sebagai Penjaga Gawang Terbaik 1992 dan 1993. Pada Euro 1992 memang saya baru berumur setahun, tetapi saya punya alasan mengapa ayah dari Kasper Schmeichel ini menjadi nomor wahid di daftar penjaga gawang Eropa versi saya.
Beberapa bulan lalu saya menyaksikan film yang berjudul Denmark 92. Film yang ditulis oleh Anders August ini mengisahkan tentang perjalanan tim asuhan Richard Moller Nielsen yang sebenarnya tim tersebut tidak lolos ke Euro 1992. Namun pada menit-menit akhir jelang pembukaan turnamen ini, Schmeichel beserta para kolega ditunjuk oleh UEFA menggantikan Yugoslavia yang dihukum karena sengketa perang.
![]() |
Dengan situasi pemain yang sedang berlibur setelah menjalani liga di masing-masing klub, membuat federasi sepak bola Denmark harus bergerak cepat memanggil pemain untuk pemusatan latihan. Waktu yang sangat singkat bagi Denmark dalam mempersiapkan tim tetapi tetap dengan pemain-pemain berkualitas. Dengan status underdog, Denmark ternyata tampil sangat mengejutkan dan berhasil meraih trofi internasional pertamanya. Trofi tersebut tidak terlepas dari peran penjaga gawang terbaik versi Andritany ini.
Jika kita bicara prestasi di klub, pria ini ikut memberikan The Treble Winner (Liga Champion, Liga Inggris dan FA Cup) bagi Setan Merah pada musim 1998-1999. Tiga gelar barengan itu sekaligus menjadi kado perpisahan dirinya dengan The Red Devil. Dia juga salah satu penjaga gawang yang memiliki karakter keras dan galak, itu sangat jarang dimiliki seorang penjaga gawang.
Setelah memberikan Treble Winner untuk Setan Merah akhirnya dia pindah ke Sporting CP hingga 2001. Satu musim dijalaninya bersama Sporting dan dia kembali ke Inggris, tetapi sayangnya dia kembali bukan untuk memperkuat tim asuhan dari Sir Alex Ferguson. Aston Villa menjadi pelabuhan berikutnya. Sama seperti di Sporting CP hanya satu musim penjaga gawang berambut pirang ini ber-jersey Aston Villa. Tidak ada yang menyangka Peter membelot ke Manchester Biru yang jelas-jelas adalah rival sekota dari Setan Merah. Pada akhirnya penjaga gawang kelahiran Gladsaxe, Denmark ini pensiun bersama Manchester City di tahun 2003.
Demikian 5 Penjaga Gawang Eropa Terbaik versi Andritany. Terhadap 5 pilihan ini para pembaca boleh saja tidak setuju. Mungkin juga saja para pembaca ada yang berpendapat lebih baik memasukkan nama Toldo atau Van Der Sar.
Sah-sah saja jika pembaca memiliki pendapat seperti itu. Tapi inilah versi saya, dari kaca mata saya yang mungkin bisa jadi kurang pas atau cocok dengan pilihan para pembaca.
![]() |
***
Andritany Ardhiyasa
Pesepakbola Nasional