Wawancara Lengkap Shin Tae-yong dengan detikSport: Dulu, Kini, Nanti

Wawancara Lengkap Shin Tae-yong dengan detikSport: Dulu, Kini, Nanti

Muhammad Robbani - Sepakbola
Rabu, 29 Jun 2022 07:00 WIB

d: Flashback ke saat anda mendapatkan tawaran dari PSSI, bagaimana bayangan anda saat itu tentang sepakbola Indonesia?

STY: Ketika saya menerima tawaran dari PSSI, waktu itu memang Timnas Indonesia baru lima kali lima kali kalah beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Saat itu saya datang langsung ke Malaysia bertemu PSSI, sekalian menonton langsung pertandingan Malaysia melawan Timnas Indonesia di Kuala Lumpur. Saat itu saya melihat Timnas Indonesia tak lebih baik dari yang sudah saya dengar sebelumnya. Tetapi saya ingat sepakbola Indonesia sempat bagus, jadi dengan membayangkan itu saya mau membangunnya menjadi lebih baik (lalu menerima tawaran PSSI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

d: Kini sudah 2 tahun di Indonesia, kalau bicara progress seberapa puas anda dengan Timnas Indonesia saat ini?

STY: Jadi untuk memperkuat Timnas Indonesia memang tak bisa instan. Timnas itu memang seharusnya memanggil pemain terbaik dari liga. Kemudian langsung fokus ke pertandingan, bukan meningkatkan kemampuan pemain Timnas Indonesia.

ADVERTISEMENT

Jujur, di Timnas Indonesia saya tak punya banyak waktu untuk mengembangkan kemampuan individu pemain. Makanya harus dikuatkan sistem pembinaan usia dini. Dan liga juga harus kuat, performa liga harus naik. Baru sepakbola Indonesia bisa berkembang. Jadi harus ada usaha untuk pembinaan usia dini dari tim yang ada di liga. Jadi bagaimanapun caranya mengembangkan Timnas Indonesia, saya tidak bisa terus-menerus membawa pemainnya kemanapun. Karena akan selalu ada rotasi dari senior, U-23, dan U-20.

Jadi kami seharusnya hanya fokus ke pertandingan, bukan mengembangkan kemampuan pemain. Itu yang menjadi keterbatasan, saya sangat berterima kasih kalau orang-orang di liga mau mengembangkan sepakbola Indonesia.

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong menjawab pertanyaan detikSport dalam wawancara eksklusif.Lewat penerjemahnya, Shin Tae-yong mengisahkan sejumlah hal dalam obrolan eksklusif yang santai dengan detikSport. Foto: Andhika Prasetia/detikcom

d: Soal striker, anda sering melakukan rotasi. Terkini Stefano Lilipaly ikut dicoba (di Kualifikasi Piala Asia 2023). Dan akhirnya pilihan striker sepertinya dijatuhkan ke Dimas Drajad. Anda sudah menemukan sosok striker ideal dari seorang Dimas Drajad?

STY: Memang di Liga Indonesia untuk posisi stopper dan striker itu hampir semua diisi pemain asing. Jadi untuk pemain lokal memang tidak begitu menonjol. Sehingga di Timnas Indonesia akhirnya saya pilih bermain tanpa striker. Memang kali ini Dimas melakukan performa yang baik. Tapi masih ada kekurangan-kekurangan, termasuk Dimas. Pemain harus mendapat saran dan teguran-teguran untuk meningkatkan lagi apa yang kurang. Kalau begitu pemain juga akan menjadi baik dan akan muncul striker yang baik.

d: Pemain naturalisasi Jordi Amat dan Sandy Walsh akan main buat Timnas Indonesia. Bagaimana nasib Asnawi Mangkualam dan bek lokal? Apakah kedua pemain naturalisasi itu akan mendapat jaminan bermain?

STY: Timnas itu tempat persaingan. Jadi bukan soal siapa yang datang, maka dia yang akan terus bermain. Jadi pemain Timnas Indonesia itu akan terus berbeda. Siapa yang performanya bagus dan kondisinya baik maka dia yang main. Jadi 1 persen pun tak ada pikiran seperti itu (menjamin tempat pemain naturalisasi).

d: PSSI punya rencana menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Menurut Anda lebih baik Piala Asia di Indonesia atau di luar negeri saja?

STY: Kalau menurut saya Indonesia harus menjadi tuan rumah. Piala Asia turnamen mayor, harus menjadi tuan rumah. Dengan menjadi host diharapkan infrastrukturnya menjadi lebih baik juga, usia dini juga pasti menjadi berkembang karena perbaikan infrastruktur ini.

Simak video wawancaranya berikut ini:

[Gambas:Video 20detik]




(krs/mrp)

Hide Ads